Friday, June 24, 2011 | 10:11 PM | 0 sunflower(s)
Lama gak nulis ginian (?) jadi kangen, meskipun sebenernya suasana hatiku lagi buruk sih. Mau tau kenapa? Ketik Reg(spasi)Mau kirim ke nomor saya /plak /abaikan
Okeee kali ini aku mau bahas soal HIKIKOMORI. Mungkin buat kalian yang j-lovers udah gak asing lagi sama hikikomori. Seringkali otaku itu lekat banget sama sebutan hikikomori, padahal otaku itu belum tentu hikikomori tapi hikikomori itu pasti otaku.
Sebenernya apa sih hikikomori itu? Hikimori berarti “menarik diri“. Tapi kata ini lebih ditunjukkan pada sebuah fenomena yang sebenernya sudah lama ada di masyarakat modern, yakni sebuah fenomena dimana seseorang hidup "terasing" dari kehidupan sosial. Terasing di sini lebih ditujukan kepada orang-orang yang aktif di dunia online namun pasif dalam kehidupan sosial biasa.
Kata Hikikomori diperkenalkan oleh seorang psikolog Tamaki Saito yang menyebutkan kalau "penderita" Hikikomori mencapai satu juta jiwa di Jepang. Meski data ini bohong, yang diakuinya dalam autobiografinya (Hakushi no kimyo na Shisunki), namun perlu untuk menegaskan bahwa masalah ini merupakan masalah yang sangat penting.
Walau ada hikikomori perempuan, tapi 80 persen hikikomori adalah anak laki-laki, dimulai mungkin paling muda sekitar umur 13-14 tahun, dan ada yang lebih dari 15 tahun melakukan hikikomori. Fenomena ini sering dijumpai di negara maju. Paling banyak sih hikikomori itu ditemukan di Jepang.
Sebab pastinya tidak jelas. Kebanyakan publik di media menyalahkan faktor keluarga hilangnya figur ayah (karena kerja berlebihan sampai malam), ibu yang terlalu memanjakan anak (mungkin karena jumlah anak yang sedikit), tekanan akademik di sekolah, pelecehan di sekolah (school bullying), dan video game di Jepang yang luar biasa menggoda.
Tekanan di sekolah sedikit banyak berperan akan hikikomori. Kebanyakan mereka dilecehkan karena terlalu gemuk, kurus, tinggi atau melebihi kemampuan dari yang lainnya dalam hal apapun. Ada seorang hikikomori dengan kemampuan lebih dari biasanya dalam basket dan mengalami pelecehan – dimana tidak mendapatkan kesempatan waktu main normal di tim sekolahnya. Seperti pepatah jepang, paku yang menonjol akan dipalu untuk menjadi seragam.
Di jepang, keseragaman adalah utama, penampilan dan respek (postur tubuh atau muka) adalah penting, maka pemberontakan akan kompetisi dilakukan dengan menarik diri – hikikomori. Semakin tua seseorang hikikomori, semakin kecil kemungkinan dia bisa berkompeten di dunia luarnya. Bila setahun lebih hikikomori, ada kemungkinan dia tidak bisa kembali normal lagi untuk bekerja atau membangun relasi sosial dalam waktu lama, menikah misalnya.
Beberapa tidak akan pernah meninggalkan rumah orang tuanya. Pada banyak kasus, saat orang tuanya meninggal atau pensiun akan menimbulkan masalah karena mereka tidak memiliki kemampuan bersosialisasi (kebayang gak tuh repotnya?)
Tekanan di sekolah sedikit banyak berperan akan hikikomori. Kebanyakan mereka dilecehkan karena terlalu gemuk, kurus, tinggi atau melebihi kemampuan dari yang lainnya dalam hal apapun. Ada seorang hikikomori dengan kemampuan lebih dari biasanya dalam basket dan mengalami pelecehan – dimana tidak mendapatkan kesempatan waktu main normal di tim sekolahnya. Seperti pepatah jepang, paku yang menonjol akan dipalu untuk menjadi seragam.
Di jepang, keseragaman adalah utama, penampilan dan respek (postur tubuh atau muka) adalah penting, maka pemberontakan akan kompetisi dilakukan dengan menarik diri – hikikomori. Semakin tua seseorang hikikomori, semakin kecil kemungkinan dia bisa berkompeten di dunia luarnya. Bila setahun lebih hikikomori, ada kemungkinan dia tidak bisa kembali normal lagi untuk bekerja atau membangun relasi sosial dalam waktu lama, menikah misalnya.
Beberapa tidak akan pernah meninggalkan rumah orang tuanya. Pada banyak kasus, saat orang tuanya meninggal atau pensiun akan menimbulkan masalah karena mereka tidak memiliki kemampuan bersosialisasi (kebayang gak tuh repotnya?)
Seseorang yang mengalami hikikomori akan mengurangi diri di rumah atau ruangan di dalam rumah (kamar tidur atau dapur), bahkan mereka tidak mau berinteraksi dengan anggota keluarganya, minimal selama 6 bulan.
Orang yang mengalami hikikomori ada yang keluar pada malam hari buat beli makanan, tapi ada juga yang gak keluar sama sekali. Bahkan bukan cuma gak keluar rumah, tapi gak keluar kamar! Jadi kalo misalnya dikamarnya gaada kamar mandi, ya dia gak mandi deh. bahkan ada yang mengalaminya hingga bertahun-tahun yang pada banyak kasus bertahan hingga 10 tahun (buset, betah gitu ya 10 tahun ngedekem dirumah?).
Stasiun TV BBC pernah melaporkan bahwa hikikomori hanya terjadi di Jepang. Namun ternyata setelah program ini disiarkan, banyak pemirsa dari Cina, Korea Selatan dan Taiwan yang menyatakan bahwa mereka atau orang disekeliling mereka pernah mengalami hikikomori.
Ciri-ciri penderita hikikomori:
1. Tidak pernah atau jarang keluar dari kamar atau tempat tinggalnya.
2. Sering mengurung diri di kamar dan menghabiskan waktu dengan bermain.
3. Hanya bergaul dengan orang-orang di dunia maya.
4. Tidak pernah berkomunikasi dengan orang lain.
5. Mempunyai sedikit teman (gejala awal dari hikikomori)
6. Beraktifitas pada malam hari.
1. Tidak pernah atau jarang keluar dari kamar atau tempat tinggalnya.
2. Sering mengurung diri di kamar dan menghabiskan waktu dengan bermain.
3. Hanya bergaul dengan orang-orang di dunia maya.
4. Tidak pernah berkomunikasi dengan orang lain.
5. Mempunyai sedikit teman (gejala awal dari hikikomori)
6. Beraktifitas pada malam hari.
Honestly gue ini juga rada hikikomori sih

Jadi gue sedikit-sedikit ngerti lah gimana rasanya hikikomori itu. Tapi gue gamau ah jadi hikikomori, masa sampe gak mandi gitu astaga. Itu sama aja "Hidup segan mati tak mau". Sekian post gue, dadaaaaah

Souece: google, wikipedia, pemikiran pribadi (?)
Labels: About Japan, Hikikomori
BACK TO TOP